Sabtu, 21 Februari 2015

IBU RUMAH TANGGA (curhat0

Sore-sore musim hujan gini,di akhir pekan saya memilih ngopi dan sambilan bermain dengan anak anak saya,dua jagoan yang hyperaktif.Sambil merajuk yang besar melihat saya mengetik di laptop,anak saya penasaran dengan apa yang saya kerjakan.Sejurus kemudian,karena bosan semua mainan sudah dia mainkan seharian,akhirnya anak saya bertanya.Ibu,apa yang ibu kerjakan dengan laptop itu?ibu kerja ya,kayak bapak kan.Saya masih terdiam saja fokus pada apa yang ingin saya ketik,sambil sesekali menyeruput kopi.Karena penasaranya tidak terjawab,anak saya hanya berkata,ya udah ibu kerja aja,kakak main sama adik.                                                                                                                                               Rupanya,daritadi anak saya penasaran ingin bermain tab nya,akhirnya mengeluarkan jurusnya,kakak main tab ya bu,nanti berbagi sama adik kok.  beginilah nasib ibu rumah tangga,kadang daripada melamun,saya suka mengetik saja di laptop,tapi kadang serba salah juga,saya harus rajin rajin mencari artikel atau informasi apa saja agar bisa menjelaskan pada kedua anak saya,kalau saya bukan bermain  dengan laptop.akhirnya,laptop saya tinggal sejenak.Membuatkan segelas teh hangat besar untuk anak saya,mereka lebih suka minta teh dalam gelas besar,dan meminumnya berdua.walau kadang sering keriuhan terjadi,karena adik merasa dicurangi kakak yang meminum teh lebih banyak darinya.saya memberikan penjelasan,kalau saya menulis di laptop,untuk berbagi pengalaman pada orang lain,katakan saja seperti bekerja.tapi saya tidak mendapat uang seperti Ayahnya.sering kali,saya pun masih harus belajar banyak cara mendidik anak.Apalagi anak anak sekarang,yang buat saya,tidak seoerti waktu saya kecil,dibilangin apa oleh orangtua,menurut saja.anak sekarang,lebih ke segala sesuatunya harus dengan penjelasan dan pemberian pemahaman yang detail.Tapi bukan itu saja,semuanya harus dengan contoh konkrit yang dilihat mata mereka.Ingat kata kakak saya,Tidak ada sekolah menjadi orangtua.Tapi orangtua butuh sekolah dan pendidikan yang tinggi,dalam batas kemampuan,agar bisa mendidik anak anaknya kelak,memiliki attitude atau tata krama dan sopan santun yang benar,bagaimanapun kedua hal itu memiliki peranan penting,tapi yang tertinggi adalah memiliki ilmu yang luas juga tentang agama.kedua hal itu,nantinya akan membantu kesuksesan anak di masa depannya.Benar saja,ketika saya menoleh ke arah anak saya,anak saya sudah menulis diatas kertas.walau menulis saja belum benar,dan mencorat coret kertasnya,anak saya menunjukkan pada saya,liat ini ibu,kakak nulis petir dan gambarnya,biar orang itu tahu,kalau petir itu gambarnya begini.Heeemmm...liat kan,contoh konkrit lebih mengena daripada sekedar teori saja.Seorang ibu boleh saja hanya di rumah,tapi pendidikan dan kemauan belajar juga jangan berenti.karena belajar itu dimana saja dan pendidikan formal juga sangat mendukung."entah berkarir atau menjadi ibu rumah tangga,seorang wanita wajib berpendidikan tinggi,karena ia akan menjadi IBU.Ibu ibu cerdas akan menghasilkan anak anak cedas", Para  Ayah...dukung yah!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar